Berwisata ke Negeri Kupu-kupu
Kalau
ke Makassar, jangan hanya ke pantai Losari. Ada negeri kupu-kupu yang perlu
dijelajahi. Bisa mandi di air terjun hingga masuk gua juga, lho!
Makassar adalah kota
ibu kota Sulawesi Selatan. Kota ini boleh dibilang cukup pesat dalam hal
pembangunannya. Bisa dilihat dari fasilitas bandara Sultan Hasanuddin Makassar
yang sudah berskala internasional, hingga hotel-hotel bintang lima, serta pusat
perbelanjaan yang terus dibangun. Bahkan di kota ini telah dibangun arena wisata
keluarga Trans Studio yang terkenal megah itu. Tapi, di luar semua kemegahan
pembangunannya, Makassar masih punya tempat-tempat wisata alam yang bisa
dinikmati. Tak heran Makassar kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit
turis asing maupun lokal.
Jika
kebetulan berkunjung ke Makassar, mungkin
bisa mencoba mengunjungi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Terletak di wilayah
Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), berjarak 40
kilometer dari kota Makassar atau 20 kilometer dari Bandara Sultan Hasanuddin.
Negeri
Kupu-kupu
Taman
nasional Bantimurung-Bulusaraung ditunjuk menjadi kawasan konservasi atau taman
nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Saat ini dikelola oleh Balai
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yang berkedudukan di kecamatan
Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Area seluas 43. 750 hektar ini dikenal
sebagai negeri kupu-kupu.
Di
tempat ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik
bahkan hanya terdapat di Sulawesi
Selatan, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Antara tahun
1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk
meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di
lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.
Biaya masuk ke tempat ini cukup bersahabat untuk turis lokal, yakni Rp 15.000. Sedangkan untuk turis asing, ditetapkan harga Rp 50.000. Tidak tahu mengapa harganya bisa berbeda begitu jauh. Saat
memasuki kawasan ini, pengunjung akan langsung disambut dengan suasana hutan
dengan pohon-pohon besar yang rimbun. Lalu ke bagian kanan bisa langsung
menengok taman kupu-kupu, tempat perkembang biakan kupu-kupu. Pengunjung bisa
melihat telur, kepompong, kupu-kupu dari dekat sekali di taman ini.
Air terjun Bantimurung
Selain bisa melihat
beragam jenis kupu-kupu (baik di dalam tempat perkembang biakan maupun yang
terbang bebas di hutan), teman-teman juga bisa basah-basahan di air terjun
Bantimurung. Air terjun setinggi 1 kilometer ini memiliki arus yang deras
tetapi tidak berbahaya sehingga para pengunjung memanfaatkannya untuk berenang
dengan menggunakan ban, atau sekadar menikmati sensasi derasnya air di
punggung.
Gua Jodoh dan Gua Mimpi
Untuk yang tidak ingin
basah-basahan, mungkin bisa coba menelurusi dua gua yang terdapat di
Bantimurung ini, yakni gua jodoh dan gua mimpi. Saya memilih menelurusi gua
jodoh karena konon, yang berhasil memegang batu di dalam gua jodoh akan cepat
dapat jodoh (yah, ketahuan deh, saya masih jomblo).
Gua jodoh juga dikenal dengan nama gua batu, karena
sekeliling gua tersebut semuanya berbentuk batu. Bahkan jalan masuk menuju gua
pun dikeliling oleh batu. Dari air terjun Bantimurung, saya harus menaiki
puluhan anak tangga lalu menyusuri jalanan sepanjang kurang lebih satu kilometer
hingga bertemu pintu masuk gua. Saya beruntung karena bisa melihat dan memotret
kelelawar yang menempel di gua batu.
Di pintu masuk gua batu saya melihat stalaktit dan
stalakmit yang terbentuk jelas. Dinding gua kalau diteliti dengan jelas, seperti
ditempeli permata karena berkilauan. Bagian dalam gua sangat gelap, sehingga
saya harus membayar jasa sewa senter yang disediakan warga. Batu jodoh sendiri
terletak di paling ujung gua. Cukup menegangkan berada di dalam gua segelap itu
meski tidak terlalu dalam. Saya pun diantar salah seorang teman saya ke dalam. Mengerikan tapi seru!
Oleh-oleh
Puas menikmati alam,
bermain dengan kupu-kupu, basah-basahan di air terjun, lalu keluar masuk gua,
jangan lupa pulang bawa oleh-oleh. Ada gantungan kunci hingga hiasan dinding
dari puluhan jenis kupu-kupu yang diawetkan, yang bisa jadi buah tangan.
Teks dan foto oleh Tenni Purwanti
Comments